Translate

Kamis, 07 Juni 2012

Bangkitlah Indonesia





Saat ini, memasuki milenium ke tiga, di saat negara-negara tetangga kita (Malaysia, Singapura, Pilipina, dan kemudian menyusul Cina serta India, sudah mulai mensejajarkan diri di panggung global; Indonesia justru terpuruk dan kehilangan kesejarahannya. Kita tetap meyakini sebagai bangsa yang luhur, halus, berbudi pekerti dan sopan santun; tapi kekerasan dan kebrutalan (teror, pembunuhan, penjarahan) adalah fakta yang menghancurkan harga diri bangsa di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia, kini lebih dikenal sebagai salah satu negara terbelakang yang kasar dan primitif.

      Tingkat korupsi, moral para politisi, pejabat negara, aturan hukum, nyaris semuanya terpuruk. Ada lompatan besar kebudayaan yang salah, yang harus dibayar mahal, dan membutuhkan waktu satu generasi untuk memperbaikinya.

Indonesia dahulu adalah  Serigala. Imperialis, suka berperang, keras, ditempa oleh peperangan. Di masa lalu tidak ada yang meragukan bahwa Indonesia adalah serigala terkuat dan semua tunduk kepada serigala ini. Tidak peduli pandangan apa yang kita miliki terhadap serigala, tetap saja serigala memancing rasa kagum dan segan. Meski orang mengatai yang bukan-bukan soal serigala (makhluk keji, licik, atau kadang ditipu oleh kancil atau rusa, atau bahkan penjahat kelamin), tapi bangsa Mongol yang menguasai seperempat lahan dunia pun berasal dari Serigala Kelabu.

      Menjelang paruh terakhir di zaman ini, semangat serigala dalam diri Indonesia mulai mereda. Memang sepertinya kutukan kekuasaan adalah kutukan tamak dan kesenangan. Dinasti mongol yang liar dan memukau dunia pun bisa surut karena korupsi, ketamakan, dan kelewat enak bersanding di takhta.

      Serigala generasi berikutnya yang lapar adalah Serbia, tapi apa daya serigala ini kalah dikelilingi serigala tua yang sudah kembung dan kekenyangan. Mungkinkah serigala tua itu adalah rusa. Cara kita memandang hal ini sudah keburu terlalu praktis, darah dihindari dan diplomasi dipentingkan. Memang diplomasi baru bisa berjalan kalau taring kita tajam, tapi semua melihat bahwa taring kita sudah tidak tajam lagi seperti dahulu.

       Bahkan bangsa rusa pun berani mengangkat kepala dan menyepak kita tepat di muka,
Bangsa-bangsa kecil mulai bermekaran tapi mengapa, padahal tidak lebih dari rusa, ataukah sebenarnya mereka calon serigala masa depan? siapa yang tahu?

      Dalam era terakhir ini, semoga kita semua mau berpikir sejenak. Apa yang membuat bangsa kita begini gila dan bangsa kita yang pernah menjelajahi semua penjuru bumi ini. Ingatlah kata-kata seekor serigala tua ini, yang mengutip pujangga besar dan kuat:

Apakah tiga kebutuhan agar sebuah negara bertahan hidup?
1. Makanan                                                                                                                                       2. senjata,                                                                                                                                                     3. semangat bangsa."

Jika salah satu disingkirkan, maka yang MASIH bisa disingkirkan dahulu adalah:MAKANAN.
Jika salah satu lagi dipaksa disingkirkan, maka yang MASIH bisa disingkirkan adalah
SENJATA.

      Tapi sebuah negara tanpa semangat juang adalah negara marmut, negara tikus. Dan tikus lebih rendah dari rusa, rusa pun lebih rendah dari serigala Ingatlah bahwa kita dahulu adalah serigala. Ingatlah serigala dalam hati kita. Kita bukan macan atau singa.Kita serigala, sebab hanya serigala yang saling membantu dan memperhatikan dalam kelompoknya, sementara macan dan singa semuanya egois. Ingatlah akan semangat serigala. Serigala yang selalu menawan hati dunia.

Hidup Indonesia!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar