Translate

Kamis, 07 Juni 2012

Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Perbandingan dan Pertentangan pada Koran Kendari Pos Edisi Jumat. 9 Desember 2011





BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Gaya bahasa adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan (Abrams,1981). Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau penutur (Keraf, 1990). Dengan gaya bahasa, penutur bermaksud menjadikan paparan bahasanya menarik, kaya, padat, jelas dan lebih mampu menekankan gagasan yang ingin disampaikan, menciptakan suasana tertentu dan menampilkan efek estetis. Efek estetik tersebut menyebabkan karya sastra bernilai seni. Nilai seni karya sastra tidak semata-mata disebabkan oleh gaya bahasa saja, tapi juga oleh gaya bercerita atau penyusunan alurnya. Namun, gaya bahasalah yang sangat besar sumbangannya terhadap pencapaian nilai  (Pradopo, 1995b). 
Para jurnalis dalam menggunakan bahasa pasti sama, akan tetapi dalam penulisannya mereka memiliki memiliki gaya bahasa yang berbeda. Gaya bahasa inilah yang membedakan jurnalis satu sama lain.
Seorang jurnalis pada dasarnya seorang penulis, tetapi tidak semua penulis adalah jurnalis. Seorang jurnalis professional, dituntut tidak hanya menguasai teknik jurnalistik seperti aspek-aspek peliputan, tetapi juga harus menguasai teknik dan aspek-aspek penulisan. Secara umum gaya bahasa terdiri atas empat bagian besar: gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa perulangan. Namun, dalam makalah inihanya membahas tentang gaya bahasa perbandingan dan gaya bahasa pertentangan
 
1.2 Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah “bagaimanakah penggunaan gaya bahasa perbandingan dan pertentangan dalam koran Kendari Pos edisi jumat, 9 desember 2011?”
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa perbandingan dan pertentangan pada koran Kendari Pos edisi jumat, 9 desember 2011.

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah:                                                                       
1. Penulis dapat menambah referensi dan pengetahuan mengenai gaya bahasa perbandingan dan pertentangan      
2. Pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan perbandingan dan referensi mengenai isi pembahasan makalah ini terhadap Koran lain untuk makalah selanjutnya









   
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Gaya Bahasa Perbandingan
Gaya bahasa perbandingan mencoba membandingkan dua hal yang sama atau dua hal yang berbeda. Dengan gaya bahasa perbandingan, kita akan mengetahui unsure-unsur apa saja yang dianggap sama dan unsur-unsur apa saja yang dianggap berbeda.

2.1.1 Perumpamaan
        Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan, tetapi sengaja dianggap sama. Biasanya pada majas ini diterangkan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, dan laksana.                   
Contoh: Dua bersaudara itu seperti minyak dengan air, tidak pernah rukun.

2.1.2 Metafora
        Metafora adalah perbandingan yang implisit, tanpa kata pembanding seperti atau sebagai diantara dua hal yang berbeda.
Contoh: Para kuli tinta mendengarkan dengan tekun penjelasan tentang kenaikan harga BBM.

2.1.3 Personifikasi
        Personifikasi atau penginsanan adalah gaya bahasa yang menggunakan sifat-sifat insani pada barang yang tidak bernyawa.
Contoh: Dengarlah nyanyian pucuk-pucuk cemara.

2.1.4 Alegori
         Alegori adalah gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan yang utuh. Beberapa perbandingan membentuk satu kesatuan. Alegori merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, biasanya mengandung pendidikan dan ajaran moral.
Contoh: Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera kelangsungan kehidupan keluargamu, sebab lautan kehidupan ini penuh ranjau, topan yang ganas, batu karang, dan gelombang yang setiap saat dapat menghancurkleburkan. Oleh karena itu, nakhoda harus selalu seia sekata dan satutujuan agar dapat mencapai pantai bahagia dengan selamat.

2.1.5 Pleonasme
         Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata mubazir.
Contoh: Saya menyaksikan pembakaran rumah itu dengan mata kepala saya sendiri.


2.1.6 Tropen
        Tropen adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan dan sejajar.
Contoh: Setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak dan istrinya.

2.1.7 Perifrasis
         Perifrasis adalah Gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi serangkaian kata yang mengandungarti yang sama dengan kata yang digantikan itu.
Contoh: Ketika matahari hilang dibalik gunung barulah ia pulang.

2.2 Gaya Bahasa Pertentangan
       Gaya bahasa pertentangan membandingkan dua hal yang berlawanan atau bertolak belakang. Gaya bahasa ini cukup banyak ditemukan dalam berbagai karya jurnalistik.

2.2.1 Hiperbola
          Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih – lebihan, atau membesar – besarkan sesuatu yang dimaksud dengan tujuan memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi, memperhebat, serta meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh: Teriakan para pengunjuk rasa itu membelah angkasa.

2.2.2 Litotes
          Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
Contoh: Jakarta sebagai kota metropolitan bukan kota yang kecil dan sepi.

2.2.3 Ironi
         Ironi adalah gaya bahasa yang berupa sindiran halus berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya.
Contoh: Pagi benar engkau datang, Hen! Sekarang, baru pukul 11.00

2.2.4 Paradoks
        Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta – fakta yang ada.
Contoh: Musuh sering merupakan kawan yang akrab.

2.2.5 Klimaks
         Klimaks adalah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan.
Contoh: Dua hari yang lalu korban kerusuhan berjumlah lima belas orang, kemarin bertambah menjadi dua puluh, sekarang terhitung sejumlah tiga puluh orang.

2.2.6 Antiklimaks
         Antiklimaks merupakan gaya bahasa kebalikan dari klimaks. Dalam gaya bahasa antiklimaks, susunan ungkapannya disusun makin lama makin menurun.
Contoh: Bukan hanya Kepala Sekolah dan Guru yang mengumpulkan dana untuk korban kerusuhan, para murid ikut menyumbang semampu mereka.

2.2.7 Antitesis
         Antitesis Gaya bahasa pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan kata yang berlawanan arti.
Contoh: Cantik atau tidak,kaya atau miskin, bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita.


2.2.8 Okupasi
         Okupasi merupakan gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian di beri penjelasan atau diakhiri kesimpulan.
Contoh: Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya.Maka munculah pabrik-pabrik rook karena untungnya banyak.

2.2.9 Kontradiksio
         Kontradiksio Intermimis merupakan gaya bahasa yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan semula.
Contoh: Semua murid di kelas ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut Jambore.


2.3 Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Perbandingan pada Koran
      Kendari Pos Edisi Jumat. 9 Desember 2011

2.3.1 Tropen
        Tropen adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan dan sejajar. Gaya bahasa ini terdapat dalam koran kendari pos edisi jumat, 9 desember 2011 yaitu:
Kalau nyanyian Nazarudin di pengadilan semakin kencang, dan sempurna, kekompakan itu buyar dengan sendirinya.

2.3.2 Perifrasis
         Perifrasis adalah Gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi serangkaian kata yang mengandungarti yang sama dengan kata yang digantikan itu. Gaya bahasa ini terdapat dalam koran kendari pos edisi jumat, 9 desember 2011 yaitu:
Menjawab pertanyaan pasang-surut suatu partai, Ketua Departemen Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat itu menegaskan bahwaitu hal yang wajar



2.4 Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Pertentangan pada Koran
       Kendari Pos Edisi Jumat. 9 Desember 2011

2.4.1 Hiperbola
          Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih – lebihan, atau membesar – besarkan sesuatu yang dimaksud dengan tujuan memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi, memperhebat, serta meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa ini terdapat dalam koran kendari pos edisi jumat, 9 desember 2011 yaitu:
KPK, kata Haryono, sedikit mengalami kesulitan untuk menelusuri rekening selangit milik pegawai muda lantaran para PNS itu bukan termasuk penyelenggara Negara.













BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
      Penggunaan gaya bahasa bagi seorang jurnalis merupakan ciri khas dari seorang jurnalis itu sendiri. Berdasarkan pembahasan pada halaman sebelumnya maka dapat dilihat penggunaan gaya bahasa pada koran kendari pos edisi jumat, 9 desember 2011, lebih dominan menggunakan gaya bahasa perbandingan daripada gaya bahasa pertentangan 

3.2 Saran
      Analisis penggunaan gaya bahasa pada koran Kendari Pos edisi Jumat. 9 desember 2011 hanya pada tataran gaya bahasa perbandingan dan pertentangan saja. Analisis lanjutan mengenai gambaran  gaya bahasa secara menyeluruh masih dapat dilakukan



   





DAFTAR PUSTAKA

Matuliusikah, Hanik. 2004. Penggunaan Gaya Bahasa Perbandingan Dalam Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Hari Kiamat. Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Harian Kendari Pos edisi jumat, 9 desember 2011

http://basasin.blogspot.com/2008/10/majas-gaya-bahasa.html

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar